Memasak Beras, BUKAN Memasak Nasi

Selamat siang semuanya...
Apa kabar nih?
Semoga semuanya selalu sehat dan senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin

Setelah seminggu tidak pernah posting karena memang belum bisa beraktivitas, jadi belum bisa masak-memasak dan membuat kue. Hari ini saya bisa menulis lagi. Tulisan saya kali ini sangat sederhana walau dari judulnya terdengar cukup serius. ^_^

Selesai menulis langsung ke dapur ambil nasi untuk difoto.
Maunya ambil beras juga, tapi saya tak kuat membuka kaleng besar penyimpanan beras.
Kalau saya paksakan, akan berpengaruh ke perut saya lagi.
Ya sudah, foto seadanya saja meskipun menantang matahari. ^_^

Kemarin saya menuliskan apa saja yang akan saya bagikan di Dapur Ima bila saya sudah bisa beraktivitas normal kembali (mohon disegerakan ya Tuhan, Aamiin). Ada banyak sekali resep yang insyaAllah akan saya bagikan, yang saya tulis sudah 93 judul. Waow, banyak sekali kan? Semoga Tuhan mengizinkan saya mewujudkannya.

Hari ini saya melanjutkan kegiatan tersebut. Karena belum bisa duduk lama, saya pun menulis sambil berbaring sama seperti setiap saya menulis di Dapur Ima sejak Juli lalu sampai sekarang. Nah, saat selesai menulis judul "Tips Memasak Beras", saya lalu teringat cerita kakak saya tentang memasak nasi. Lalu saya pun memutuskan untuk menulis tentang itu sekarang. Toh tak harus punya foto yang macam-macam. Nanti bisa langsung jeprat-jepret beras dan nasi di dapur. ^_^

Sekitar dua minggu yang lalu, kakak saya si Adil pulang prajabatan. Dia berbagi cerita selama dia mengikuti prajabatan yang diadakan di Makassar. Salah satu ceritanya tentang memasak. Kakak saya bercerita bahwa diadakan tes bagi peserta wanita, tesnya adalah tes memasak. Juri meminta kepada peserta yang sudah dikelompokkan sebelumnya untuk memperagakan cara memasak nasi yang baik dan benar.

Setiap kelompok pun kemudian mengambil beras, mencuci dan memasaknya. Ada yang hanya memperagakan saja tanpa menjelaskan apa yang mereka lakukan dan adapula yang melakukan hal sebaliknya.

Setelah semuanya selesai memasak, juri langsung mengatakan tidak ada kelompok yang lulus, semuanya salah. Lho kok salah? Juri kemudian berkata lagi, saya meminta kalian untuk memasak nasi bukan memasak beras. Yang kalian lakukan tadi semuanya memasak beras, bukan memasak nasi. Memasak nasi yang baik dan benar dilakukan dengan cara mengambil nasi, tambahkan air, masak sampai mendidih, dan buburnya sudah siap dihidangkan.

Hahaha.... saya tertawa mendengar cerita kakak saya tersebut. Saya lalu berkata, saya pun akan melakukan hal yang sama seandainya saya juga ikut dalam tes itu. Mengapa? Karena selama ini kita menggunakan bahasa yang tidak tepat dan kesalahan tersebut menjadi turun temurun kita lakukan.

Coba deh, teman-teman cari di google tentang cara memasak beras! Pasti yang muncul adalah cara memasak nasi, kalaupun ada cara memasak beras, pasti maksudnya adalah beras merah. Itu artinya kesalahan ini sudah menjadi tradisi dan sekarang saatnya untuk membuat perubahan! Hahaha... udah kayak pidato caleg aja nih kata-kata.

Lanjut...
Sebelumnya saya sudah pernah posting tentang memasak. Dalam tulisan tersebut sudah dijelaskan tentang teknik atau metode memasak yang umumnya kita lakukan. Nah, kalau instruksinya mengatakan bagaimana cara memasak nasi yang baik dan benar? harusnya jawabannya macam-macam. Bisa digoreng, dibakar, dipanggang atau direbus yang hasilnya menjadi bubur.

Bagaimana, teman-teman? Sependapat dengan saya? Yah, semuanya kembali kepada individu masing-masing. Saya memilih untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar. Memasak beras, BUKAN Memasak Nasi atau bisa disebut dengan membuat nasi.

Semoga bermanfaat. ^_^

Komentar

  1. 93 judul mba... mantap..hayo semangat..
    ha ha ha... bener..memasak beras ya bukan memasak nasi...wakakak.. ketawa pokoknya baca ini

    BalasHapus
  2. Iya, mba Monic. Terimakasih banyak motivasinya. Kalau semangat jangan ditanya mba.
    Kondisiku yang belum membaik sampai sekarang karena terlalu semangat buat kue kering lebaran tempo hari, sampai jualan segala.
    Tapi bersyukur, karena saat berbaring tak bisa banyak gerak itulah yang membuat saya kembali menulis di blog ini.

    Saya juga tertawa mba saat kakak saya menceritakan kisah ini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan membaca tulisan di Dapur Ima, semoga bermanfaat. Khusus bagi komentar yang tidak sesuai dengan topik, mohon maaf karena saya akan menghapusnya.

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda