Serabi Ketiduran 😀

Hari ini masih berbagi foto aja bukan resep. Soalnya belum sukses buat kue ini kemarin, jadi harus dicoba kembali.


Saya beri nama Serabi Ketiduran karena selama saya menunggu adonan mengembang, saya tertidur dan waktu fermentasi adonannya menjadi berlebihan atau kelamaan sehingga hasilnya jadi kurang cantik karena adonannya terlalu kental. Huft...!

Jadi ceritanya waktu saya unggah foto Serabi Pandan di Facebook, tiba-tiba ada yang komentar bertanya harganya. Karena memang Serabi Pandan itu dibuat untuk dimakan di rumah aja, saya pun membalas komentar tersebut dengan berkata Serabinya tidak dijual. Tapi kemudian saya berpikir, mengapa tidak dicoba saja jualan Serabi juga? Hmmmm...., ide bagus tuh.

Nah, karena Serabinya mau dijual, saya pun mencoba membuat Serabi menggunakan tepung terigu tanpa campuran tepung beras, kan tepung beras mahal tuh. Jadi coba yang murah meriah aja dulu. Akhirnya saya pun membuat Serabi dengan menambahkan Milo ke adonannya agar warnanya terlihat cantik. Mau pakai daun pandan, harus minta dulu sama tetangga, tapi masa iya saya jualan Serabi yang daun pandannya saya minta gratis? Trus, ada teman yang menyarankan pakai pasta saja. Oh..., yang itu apalagi. Saat ini saya berusaha sebisa mungkin untuk tidak menggunakan bahan tambahan kimia apapun dalam masakan ataupun kue yang saya buat agar kesehatan kita lebih terjaga. Begitupun dengan kue yang akan saya jual, harus terbebas dari bahan tambahan kimia seperti pewarna, pemanis, pengembang, dan lain sebagainya.


Setelah mencampur semua bahan Serabi, saya pun kembali ke kamar dan berbaring sambil Facebook-an. Toh waktu fermentasinya cukup lama, selama 60 menit alias satu jam. Jadi saya Facebook-an saja biar menunggunya tidak terasa. Eh...., ternyata saya malah tertidur. Bangun-bangun saya langsung panik. Oh..., tidak! Bagaimana dengan adonan Serabi itu? Saya pun bangun terburu-buru dan langsung menuju dapur untuk memeriksa adonan Serabi itu. Saya buka penutup wadah adonan dan adonannya sudah mengembang berkali-kali lipat. Saya bergegas mengambil sendok sayur dan mengaduk adonannya agar mengempis lagi. Yah, adonannya sudah terlanjur mengental dan empuk kenyal seperti karet. Tapi bersyukur karena masih bisa diselamatkan dan rasanya pun belum asam.

Ini pelajaran penting nih. Kalau sedang menunggu adonan mengembang, sebaiknya lakukan hal lain bukannya malah tiduran supaya tidak tertidur beneran. Untung saja baru percobaan, kalau sudah jualan dan seperti itu, harus bikin adonan baru lagi deh dan ditunggu lagi sampai mengembang, duh ribetnya.

Serabi Ketiduran ini hasilnya lebih sedikit dibandingkan Serabi Pandan tempo hari karena adonannya yang terlalu kental. Hasilnya 9 buah Serabi yang besar-besar, montok, bentuknya tidak beraturan dan keriting pinggirannya, heheheh. Tapi tak apalah, yang penting masih bisa dimakan.


Dari teksturnya, Serabi Ketiduran ini lebih empuk, tapi ya itu, bentuknya tidak cantik. Rasa Milonya pun tidak terasa, mungkin karena hanya menggunakan satu bungkus Milo saja, tapi menurut saya warnanya sudah manis. Hanya saja terlihat tidak serasi dengan kuah gula merah. Yah, namanya juga coba-coba. Pasti hasilnya berhasil atau gagal. Iya kan, teman-teman? Yang penting kita belajar sesuatu dari kegagalan itu.

Tapi Serabinya enak loh. Apalagi bila makannya sambil dicocol ke selai cokelat, wuiihhh..., mantep banget deh pokoknya. Cobain deh kalo ngak percaya, heheheh.

Cukup sekian dulu cerita saya tentang Serabi Ketiduran ini ya, teman-teman. Semoga saat mencobanya lagi, saya berhasil dan sudah layak jual. Aamiin.

Komentar

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda