Kaloe atau Pammaissang dan Lasuna Mandar


Harusnya hari ini saya berbagi foto jualan lagi. Tapi berhubung fotonya kuenya hanya satu, ya sudah, berbagi info tentang bahan makanan saja, heheheh.

Saya terinspirasi berbagi info tentang Kaloe dan Lasuna Mandar setelah membaca balasan komentar mba Monic pada posting berjudul "Ayam Woku Khas Manado". Pada komentar tersebut mba Monic menyebutkan asam mangga dan bawang Mandar yang membuat saya berpikir, hhhmmm..., ada bahan buat dibagikan di blog nih, mengapa tidak pernah kepikiran sebelumnya ya? Padahal Kaloe kan salah satu bahan makanan yang selalu ada di setiap rumah orang Mandar. Makasih ya, mba Monic, telah menginspirasi saya untuk berbagi info tentang Kaloe dan Lasuna Mandar ini.


Waduh, pendahuluannya agak kepanjangan lagi nih. Maaf ya, teman-teman! Baiklah kita langsung saja membahas tentang Kaloe dan Lasuna Mandar berikut ini.

Kaloe atau pammaissang bila disebut dalam bahasa Indonesia adalah asam mangga. Kaloe terbuat dari (toissang) mangga muda jenis tertentu yang bernama toissang padre, ka'loli' dan cammi'. Mangga jenis ini berukuran kecil dan bila sudah matang berwarna kuning. Sayangnya lagi tidak musim mangga, jadi saya tidak bisa menampilkan foto mangga tersebut kali ini.

Fotonya tidak ada yang natural. Yang sebelumnya terlalu kuning, sementara yang ini agak gelap. Huft!

Kaloe atau Pammaissang ini merupakan salah satu bahan yang wajib ada bila kita akan memasak "Bau Peapi Mandar". Karena bisa bertahan lama, biasanya orang Mandar yang tinggal jauh dari Mandar seperti di Kalimantan atau daerah lain, akan membawa Kaloe dalam jumlah yang banyak saat mereka kembali ke tanah rantau. Waktu saya kuliah di Makassar dan kerja di Soroako, saya pun melakukan hal yang sama.

Selain Kaloe, salah satu bahan khas "Bau Peapi Mandar" adalah Lasuna Mandar atau bawang Mandar. Bawang Mandar ini bentuknya seperti bawang prei tapi ukurannya lebih kecil. Ketersediaan Lasuna Mandar ini tidak seperti ketersediaan bawang merah dan bawang putih yang banyak kita jumpai di pasar. Itu sebabnya, ada banyak orang yang memasak "Bau Peapi" tanpa lasuna Mandar dan diganti menggunakan bawang merah.


Dua ikat Lasuna Mandar seperti yang ada di gambar (yang satu ikat saya buka ikatannya), hanya bisa digunakan daunnya untuk memasak satu kuali atau dua ekor ikan Layang. Sementara bawangnya, bisa dipakai untuk dua kali memasak. Tapi kalau saya yang masak, saya suka menggunakan bawang dalam jumlah banyak agar aroma dan rasanya terasa sangat lezzzaaat, heheheh.


Demikian yang dapat saya bagikan tentang Kaloe dan Lasuna Mandar kali ini. Semoga bermanfaat. 😃

Bila kebetulan ada pembaca yang tahu tentang Kaloe dan Lasuna Mandar ini dan ternyata info yang saya tuliskan salah atau kurang tepat, saya mohon kesediaannya memberikan koreksi. Terimakasih banyak sebelumnya.

Komentar

  1. enaknya bau peapi pake asam mangga dan lasuna Mandar ini... asyik2 dikirimin asam mangganya banyak he he he

    lasunanya sayang sudah layu ya, tapi tetap enak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mba. Sampai ngiler liat foto Bau Peapi buatan mba Monic.

      Iya, mba, sama-sama. Kaloenya bisa disimpan sampai setahun lebih jadi saya kirim agak banyak. Itu aja udah saya kurangi, mba. Mama saya malah bilang masukin aja semuanya sebanyak 3 liter. Tapi saya pikir, nanti mba Monic juga belum tentu tiap hari masak Bau Peapi, Jadi kirim secukupnya aja dulu. Kalo mba Monic suka, nanti saya kirimin lagi.

      Iya, ya, mba. Padahal, bila ditambah daun bawang, rasanya akan semakin lezzzaaat.

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih banyak telah berkunjung dan membaca tulisan di Dapur Ima, semoga bermanfaat. Khusus bagi komentar yang tidak sesuai dengan topik, mohon maaf karena saya akan menghapusnya.

Paling Banyak Dibaca

Baking Powder dan Baking Soda